Jumat, 08 Maret 2013

HABITAT HIDUP JAMUR TIRAM

Pertumbuhan  jamur tiram akan optimal apabila kebutuhan hidupnya  terpenuhi baik  dari  segi  nutrisi  maupun  lingkungannya  seperti  suhu,  kelembapan,  aerasi, pH/keasaman, cahaya, serta kandungan air.

Lokasi
Budidaya  jamur  tiram  dapat  tumbuh  optimal  sepanjang  tahun  di  dataran  yang letaknya  antara  400m  –  800m  di  atas  permukaan  laut  (dpl).  Sedangkan  di  daerah dataran  rendah  biasanya  pertumbuhan  jamur  tiram  tidak  begitu  baik. Hal  ini  dapat disiasati  dengan  membuat  rumah  jamur  (kumbung)  di  tempat  yang  teduh  dekat dengan pepohonan besar sehingga kelembapannya bisa tetap terjaga. Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk budidaya di daerah panas diantaranya :  

  •  Membuat  bangunan  kumbung  dengan  sistem  sirkulasi  buka  tutup.  Pada  saatsiang  hari  sirkulasi  kumbung  ditutup  agar  kelembapan  di  dalam  kumbung terjaga.  Sebaliknya  pada malam  hari  sirkulasi  dibuka  sehingga  suhu  ruangan lebih dingin.
  • Menggunakan bahan atap yang tidak menyerap panas. 
  • Meletakkan  beberapa  tong/wadah  air  di  dalam  kumbung  untuk  membantu meningkatkan kelembapan ruangan.
  • Membuat bangunan kumbung di tempat yang teduh dekat dengan pepohonan
  • Menanam banyak tanaman (perdu) di sekitar rumah kumbung. Bangunan kumbung dibuat lebih tinggi minimal 4 meter
  • Rak penyimpanan log jamur dibuat tidak lebih dari 3 tingkat.
  • Melakukan penyiraman minimal 3 kali sehari. 
Suhu
Miselium/pertumbuhan vegetatif dapat  tumbuh optimal pada  suhu  sekitar  22˚C  - 28˚C. Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buah diperlukan suhu lebih rendah sekitar 20˚C – 26˚C. Kondisi suhu ruangan dapat diketahui dengan menggunakan termometer. 

Kelembapan Udara
Seperti  jamur  lainnya,  faktor  kelembapan  tinggi  merupakan  syarat  utama  yang
harus  terpenuhi dalam budidaya  jamur  tiram. Kelembapan udara sangat berpengaruh
pada pertumbuhan  jamur tiram. Pada pembentukan miselium diperlukan kelembapan
relatif  70%  -  80%,  sedangkan  saat  pembentukan  tubuh  buah  diperlukan  kelembapan
sekitar  80%  -  90%.  Meskipun  demikian,  jamur  tiram  cukup  toleran  terhadap
kelembapan 60 – 70 %.  Cara  yang  paling  tepat  untuk  memastikan  tingkat  kelembapan  ini  adalah  dengan menggunakan higrometer.

Aerasi
Proses  aerasi  juga  merupakan  hal  yang  vital  dalam  pertumbuhan  jamur  tiram.
Jamur tiram, seperti jamur lain pada umumnya memerlukan kadar oksigen lebih tinggi pada  saat  pembentukan  tubuh  buah  dibandingkan  pembentukan  miselium  (tahap vegetatif).3.5  pH / tingkat keasaman pH  ideal  untuk  pertumbuhan miselium dan  tubuh  buah  yaitu  antara  5  sampai  7.
Pengukuran derajat keasaman atau kebasaan dapat menggunakan pH meter atau kertas lakmus.

Kadar air
Kadar  air  substrat/media  untuk  pertumbuhan  vegetatif  bergantung  pada  jenis media  yang  dipakai.  Pada  media  kayu  utuh,  kadar  air  optimum  adalah  45-60% sedangkan dengan media serbuk gergajian diperlukan kadar air 60-75%.

Nutrisi
Seperti tumbuhan lainnya, jamur tiram juga membutuhkan nutrisi terutama sumber karbon,  nitrogen,  vitamin,  dan  mineral.  Sumber  karbon  berupa  senyawa  pektin, hemiselulosa,  dan  pati.  Sumber  nitrogen  dalam  bentuk  asam  amino,  ammonia,  dan urea. Kadar nitrogen harus dalam konsentrasi yang tepat karena kadar yang berlebihan maupun  kekurangan  akan  menghambat  pertumbuhan.  Kebutuhan  vitamin  dapat terpenuhi  melalui  penambahan  biji-bijian  atau  dedak.  Sedangkan  mineral  dapat dipenuhi dari air dan media dasar.   

Cahaya 
Pada  umumnya  jamur  memerlukan  cahaya  pada  fase  pertumbuhan  tubuh  buah terutama  pada  saat  perangsangan  terbentuknya  tubuh  buah  (akhir  fase  vegetatif) sedangkan  fase  pertumbuhan  vegetatif miselium  diperlukan  kondisi  gelap.    Cahaya yang  diperlukan  dapat  diperoleh  baik  dari  cahaya  matahari  maupun  dari  cahaya lampu.  Intensitas  cahaya  yang  dianggap  cukup  apabila  dalam  ruangan  kita  dapat membaca koran dengan jarak satu lengan antara koran dan mata.

Media Tanam /bahan baku
Media  tumbuh  jamur  tiram  sebagaimana  halnya  jamur  kayu  lainnya  berupa  bahan yang  mengandung  lignin  dan  selulosa  yang  umumnya  terdapat  pada  tumbuhan berkayu. Secara  alami,  jamur  tiram biasa  tumbuh pada batang kayu yang  telah mati. Untuk  memudahkan  proses  budidaya  dan  menurunkan  biaya  produksi  biasanya produsen menggunakan media  alternatif  seperti  jerami padi,  ampas  tebu,  sisa kertas, kulit kacang, dan yang paling banyak digunakan yaitu serbuk gergajian. Pemilihan bahan media  ini  tentunya berdasarkan  tingkat efisiensi, harga yang murah, mudah  diperoleh,  dan  hasil  produksinya  optimal. Media  tumbuh  atau  substrat  yang
umum  digunakan  adalah  serbuk  kayu  albasiah  (sengon).  Kayu  ini  dipilih  karena bahannya  yang  lunak  sehingga  memudahkan  proses  pengukusan  dan  penyerapan nutrisi  serta  senyawa-senyawa  lainnya  yang  diperlukan  untuk  pertumbuhan  jamur. Selain kayu albasiah bisa juga digunakan jenis kayu lainnya dengan syarat  kayu tidak beracun dan tidak mengandung getah seperti pinus, cemara, dan damar.   Selain bahan serbuk kayu perlu ditambahkan pula bahan lain seperti dedak, kapur, dan  pupuk.

sumber   organikganesha.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar