Jumat, 08 Maret 2013

Budi Daya Jamur Tiram

Jamur   terdiri  dari   bermacam-macam   jenis,  ada yang merugikan  dan   ada   yang  menguntungkan bagi kehidupan  manusia.   Jamur yang   merugikan  antara   lain   karena  bersifat   patogen  yaitu   dapat menyebabkan  penyakit   pada  manusia,   hewan  maupun   tumbuhan. Diantara   jamur  yang menguntungkan   manusia   misalnya   :   penicillium   yang   menghasilkan   antibiotik  penisilin,   jamur-jamur   yang   berperan   dalam  proses   fermentasi  makanan   seperti  kecap,   tempe,   tape,   tauco   dan   lain-lain.  Bahkan   banyak   jenis   jamur   yang   dapat  dikonsumsi (dimakan) antara lain jamur kuping,  jamur tiram, jamur shiitake, jamur  agaricus (campignon) dan jamur merang.
Dewasa   ini   budidaya   jamur   (Mushrooming   the   mushroom)   yang   dapat  dimakan telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah pertanian  sebagai media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible mushroom)  merupakan   salah   satu   cara   mengatasi   kekurangan   pangan   dan   gizi   serta  menganekaragamkan   pola   komsumsi   pangan   rakyat.   Dari   analisa  menunjukkan  bahwa   kandungan  mineral   jamur   lebih   tinggi   daripada   gading   sapi   dan   domba,  bahkan   hampir   dua   kali   lipat   jumlah   garam   mineral   dalam   sayuran.   Jumlah proteinnya   dua   kali   lipat     protein   asparagus,   kol,   kentang   dan   empat   kali   lipat  daripada  tomat  dan wortel   serta enam kali   lipat  dari   jeruk.  Selain  itu  jamur   juga  mengandung zat besi, tembaga, kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah  enzim  tripsin   yang   berperan   sangat   penting   pada   proses   pencernaan,   kalor   dan  kolesterolnya rendah.
Beberapa keuntungan budidaya jamur yaitu :

  1. Melalui   pemanfaatan   bahan-bahan   limbah   di   sekitar   kita  akan   menjadikan lingkungan kita bersih, indah dan sehat.
  2. Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas
  3. Produk Jamur dapat  dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta dapat  menambah pendapatan keluarga.
  4. Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam ikan, makanan ikan dan untuk memelihara cacing.
INFORMASI POKOK
Pemeliharaan jamur tiram sangat praktis dan sederhana, yaitu dengan cara menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Langkah-langkah pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana produksi dan tahapan budidaya.
⦁   Ruang Inkubasi
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28OC dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.
⦁    Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/ pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22OC dengan kelembaban 80 – 90%.

Peralatan
Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.

Bahan-bahan 
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik.

Tahapan Budidaya Jamur Tiram
Beberapa tahapan dalam budidaya jamur tiram yang perlu diperhatikan, yaitu:

1.   Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa

2.  Pengayakan
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir

3.    Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.

4.    Pengomposan
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic

5.    Pembungkusan (Pembuatan Baglog)
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.

6.    Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100OC selama 12 jam.

7.    Inokulasi (Pemberian Bibit)
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit yang baik yaitu:
  • Varitas unggul
  •  Umur bibit optimal 45 – 60 hari
  • Warna bibit merata
  • Tidak terkontaminasi

8.    Pemberatantasan Penyakit
Apabila proses   sterilisasi  berjalan dengan  sempurna dan peralatan yang dipakai  bersih dan steril,  maka  tidak ada kontaminasipada subsratnya.  Apabila ada polibek terkontaminasi/ terkena penyakit, sebaiknya polibek tersebut dibuang saja agar tidak menular dan menyebabkan turunnya produksi.

Catatan :
a.    Peralatan yang dipakai pada saat penanaman bibit (inokulasi) harus bersih dan steril. Peralatan agar steril, dipanaskan / dicelup dengan air  mendidih   kemudian   diolesi   dengan   alkohol   70  %.   Sterilisasi peralatan harus  dijaga  selama  inokulasi  agar  media polibek  tidak terkontaminasi.
b.    Penamanan bibit jamur diusahakan ditempat tertutup dan steril.
c.    Pada   saat   mencampur   bahan-bahan   media   tanam   sebaiknya memakai  masker agar uap hasil  reaksi  bahan-bahan  tersebut   tidak terhirup masuk ke dalam paru-paru.

9.    Inkubasi (masa pertumbuhan miselium)
Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari.

10.    Panen
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.

0 komentar:

Posting Komentar