Sama halnya dengan usaha bercocok
tanam komoditas pertanian lain, budi daya jamur konsumsi juga tidak
terlepas dari gangguan gulma, hama, dan penyakit jika tidak dikendalikan
dengan baik,semua gangguan ini akan berakibat pada menurunnya
produktivitas, bahkan menggagalkan panen.
Pengendalian Hama
Aroma media tanam jamur yang
khas, mengundang kehadiran beberapa jenis serangga yang hidup di
sekitar kumbung. Serangga tersebut biasanya masuk ke dalam kumbung
bersamaan dengan keluar masuknya pekerja, saat jendela kumbung dibuka,
atau melalui lubang-lubang kecil yang tidak terdeteksi. Berikut ini
beberapa serangga yang menjadi hama bagi jamur.
Spesies lalat yang kerap menjadi hama
adalah sciarid (Lycoriella solani dan Lycoriella auripila), phorids
(Megaselia haserata dan Megaselia nigra), serta cecids (Heteropeza
pygmaea, Mycophila speyei, dan Myciphila barnesi). Lalat meletakkan
telurnya di dalam media. Setelah menetas, larva lalat merusak miselium
dan jamur dewasa. Akibatnya, jamur terlihat keriput dan batangnya
berlubang. Selain itu, lalat juga merupakan inang pembawa hama lain,
yaitu tungau (mite) pada perutnya.
Upaya pencegahan yang dapat
dilakukan adalah dengan selalu mengontrol keadaan kumbung.Jika ditemukan
adanya lubang yang berpotensi menjadi tempat masuk lalat, segera tutup.
Perhatikan juga keadaan kain kasa di jendela.jika banyak
berlubang,ganti saja dengan yang baru. Selain itu, sisa-sisa media tanam
yang tercecer saat melakukan pemanenan hams dibersihkan agar tidak ada
telur atau larva lalat yang tertinggal. Pengendalian hama ini dilakukan
dengan menyemprotkan insektisida Dichlorsos dengan dosis 90 ml/liter air
yang bisa disemprotkan ke 140 m3 media tanam.
Tungau (mite) adalah serangga kecil
lunak berwarna cokelat transparan dengan panjang 0,18 - 0,5 mm. Tungau
yang menggerumuni tubuh buah jamur mengakibatkan jamur rusak. Selain
itu, tungau juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit pekerja di dalam
kumbung. Karena tungau ini dibawa oleh lalat, pencegahannya sama dengan
pencegahan kehadiran lalat. Pengendalian hama ini dilakuakn dengan
menyemprotkan metil bromide dengan dosis sesuai dengan anjuran di
kemasannya.
Serangga ini masuk ke dalam
kumbung melalui permukaan tanah. Di dalam kumbung, rayap akan memakan
kayu-kayu, media tanam, dan miselium jamur. Oleh karena itu, sebelum
membangun kumbung harus dilakukan pengamatan secara teliti. Usahakan,
tidak mendirikan kumbung di atas rumah rayap. Pengendalian rayap
dilakukan dengan menyemprotkan insektisida khusus rayap, seperti
Fenvarelate, Cypermethrin, Permethrin, atau Chloorpyrifos dengan dosis
sesuai dengan anjuran di kemasannya.
Laba-laba memakan miselium dan tubuh
buah jamur. Di dalam kumbung jamur kuping dan jamur tiram, alba-laba
biasanya bersembunyi di sela-sela bag log. Selain menjadi hama langsung,
laba-laba juga merupakan inang jamur saprofit dan parasit. Untuk
mencegah kehadiran laba-laba, taburkan serbuk kapur di permukaan lantai
kumbung. Jika terlihat ada sarangnya, cepat musnahkan. Pengendaliannya
dilakukan dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif dicofol,
seperti Kalthane atau Malathion dengan dosis sesuai dengan anjuran di
kemasannya.
Cacing yang menjadi hama dalam
budidaya jamur konsumsi adalah spesies Napropogus nematodes dan
Mycophogous nematodes. Cacing yang panjang tubuhnya hanya 1 mm ini
memakan miselium jamur hingga tidak sempat tumbuh menjadi jamur. Hama
ini berkembang dengan sangat cepat, dalam waktu satu minggu populasinya
bisa berlipat menjadi 100 kali. Pencegahan masuknya hama ini dilakukan
dengan memastikan sterilisasi media tanam berjalan sempurna sehingga
semua telur cacing mati. Sementara itu, pengendaliannya dilakukan denagn
menaburkan Furagan G dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya.
Sumber : Budi Daya Jamur, AgroMedia