Salah satu hal penting dalam budidaya jamur tiram adalah suhu dan
kelembaban udara. Suhu dingin dapat meningkatkan produksi jamur tiram.
Guna mendapatkan suhu yang tepat, petani jamur tiram biasanya
menggunakan mesin pendingin. Namun, cara ini membutuhkan biaya dan
energi yang besar.
Berangkat dari masalah tersebut, tim peneliti dari Departemen Teknik
Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian
Bogor (Fateta IPB) tergerak untuk membuat alternatif pengganti mesin
pendingin pada budidaya jamur tiram. Adalah Manunggal Adjie Putranto dan
Mad Yamin yang kemudian memperkenalkan trik karung goni basah untuk
menggantikan fungsi mesin pendingin.
"Karung goni sebagai media pendingin ruangan disimpan di lantai di
sela-sela rak jamur tiram. Tujuannya adalah untuk menjaga suhu serta
kelembaban yang ideal untuk pertumbuhan jamur tiram," kata Manunggal,
seperti dikutip dari laman resmi IPB, Jumat (6/2/2015).
Karung goni tersebut nantinya dialiri air secara berkala melalui
pipa-pipa yang sudah dibolongi dengan bantuan pengatur waktu dan pompa
air. Manunggal mengklaim, inovasi yang telah dipublikasikan dalam Jurnal
Keteknikan Pertanian ini, dapat meningkatkan produktivitas jamur tiram.
"Penggunaan karung goni basah untuk menstabilkan suhu di dalam
kumbung dapat meningkatkan produktivitas jamur tiram. Panen jamur tiram
tanpa perlakuan sebanyak 75 baglog hanya mendapatkan 16,5 kilogram.
Sedangkan pada jamur tiram yang mendapatkan perlakuan karung goni, hasil
panennya sebesar 23,5 kilogram," ujarnya.
Menurut Manunggal, para petani jamur tiram yang hendak menggunakan
metode karung goni harus menyesuaikan intensitas penyiraman dengan
kondisi kumbung agar mendapatkan hasil yang lebih memuaskan. Selain itu,
para petani juga perlu memperhatikan kondisi panas dan bahan penutup
atap.
"Penempatan karung goni di sela-sela rak dan pada konstruksi bangunan
di tempat yang panas, sebaiknya tidak menggunakan atap asbes melainkan
menggunakan atap genteng," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar